Kamis, 28 Februari 2019

Contoh Novel


CHAPTER I

Temani saya walau sebentar

    farhan, Denisa dan nina saat ini sedang duduk di sofa ruangan dimana reni dirawat. Mereka bertiga sama sama canggung dengan keadaan yang baru saja terjadi.

    “Mas aku pulang dulu. Besok pagi pagi sekali aku harus pergi mengunjungi client di Bandung.” Pamit Denisa.
    farhan dan nina sama sama memandang kea rah Denisa yang telah berdiri dari duduknya.

    “Mau saya antar?” tawar farhan.

    “engga usah mas aku sudah di tunggu oleh sopir pribadi ayah di depan.” Kata Denisa lalu pamit keluar dari ruangan.

     Tinggalah farhan dan nina diruangan itu menemani reni.  Hawa kecanggungan masih terasa diantara diantara dua manusia itu.

    “Saya juga permisi dulu dong, saya masih  memiliki jadwal dinas,” kata nina yang juga hendak berdiri.
    Ada perasaan kecewa pada dari farhan ketika mendengar nina memanggil dirinya dengan sebutan dokter.

    “Ninaaa….” Panggil farhan.

     Nina yang hendak membuka pintu ruangan itu, berbalik menuju arah farhan  kembali.

   “iya dok?” Tanya ninaa bingung.

    “temani saya sebentar,” pinta farhan.

     Mendengar itu , nina memundurkan langkahnya dan kembali duduk ke sofa itu.

     Hening sesaat, farhan tetap diam tak tahu harus memulai pembicaraan dari mana. Padahal, begitu banyak yang ingin disampaikan pada gadis yang di sampingnya itu.

    “Terima kasih karena kamu sudah menyelamatkan nyawa reni,” kata farhan

    “Saya hanya sebagai perantara, yang menyelamatkan nyawa reni itu adalah allah. Seharusnya  berterima kasih kepada allah , bukan kepada saya,” kata nina.

     farhan tertegun mendengar perkataan nina.

     Ingatannya kembali ke tiga tahun yang lalu. Saat itulah dirinya mengenal nina untuk pertama kalinya.


Flashback

    Hari ini adalah hari libur semester kuliah ninaa.

    Sore itu dia berniat untuk mengunjungi makam ibunya. Sudah lama dia tidak menunjungi makam ibunya karena sibuk.
    Seperti biasa nina di antar oleh pak rahman. Sopir pribadi zamal.

    Pulang dari makam, ia hendak menuju gerbang keluar pemakaman. Namun langkah nina terhenti karena mendengar seseorang yang minta tolong.

    nina memusatkan pendengarannya kea rah sumber suara.  Dengan perlahan dia mendekat kea rah segerombolan preman yang sedang mengepung seorang gadis yang tengah ketakutan.

    Dari jauh nina nelihat ketakutan dari sang gadis. Preman itu sedang mengeluarkan pisaunya sambil mengancam agar gadis itu tidak mengeluarkan suara.

    Perlahan kaki nina gemetar, dia ingin menolong tetapi ketakutan juga menyelimuti dirinya, karena dia melihat jumlah preman yang cukup banyak.

    Gadis itu tidak menghiraukan ancaman si preman. Dia malah berteriak semakin keras untuk meminta pertolongan. Salah satu preman itu mendorong gadis itu hingga tersungkur, sang gadis hanya bisa pasrah karena badannya terasa remuk karena ulah tangan sang preman.

    “gak aka nada orang yang bakal menolongmu.” Kata salahsatu preman sambil tertawa .
    Preman yang lain mulai mendekati gadis itu, memegang bahu gadis tersebut yang sedang ketakutan.

    “jangan!” pekik sang gadis ketika hijab yang dikenakannya terlepas sempurna dari kepalanya.

    Gadis itu terus menangis, tangannya tidak bisa memberontak karena diikat dngan kuat. Pisau tersebut mendarat mulus di pipi gadis tersebut tetapi tidak sampai melukainya.

    nina semakin panik. Oleh karena kepanikannya, syila akhinya memberanikan diri menerobos kumpulan preman itu dan memeluk gadis tersebut. nina menutup tubuh gadis itu yang pakaiannya sobek karena ulah sang preman. Gadis itu menangis sejadi jadinya dalam pelukan nina.

    “allah bersama kita,” bisik nina menenangkan gadis itu.

    “ wah wah kita dapat mangsa baru,boss” salahsatu dari mereka berkata.

    “lo cari mati disini,?” Tanya bos mereka pada nina sambil mengarahkan pisaunya pada wajah nina.
    Dalam hati nina terus berdoa agar allah menyelamatkan dirinya dan gadis itu.

    “bereskan!,” perintah bos yang di angguki oleh bawahannya.

    Salahsatu tangan mereka memegang hijab  yang dikenakan nina hendak melepaskan hijab itu, namun tertahan karena nina menahan hijabnya agar tidak dibuka.

    “lepasin!,” bentaknya pada nina

    “saya engga akan memperlihatkan yang bukan menjadi  hak anda,” kata nina tak kalah berani.
    Pereman itu pun melepaskan tangannya kemudian tertawa mengejek.

    “ sekarang, keselamatan kamu berdua ada di tangan kami.” Balasnya.

    “buankah anda tahun bahwa perbuatan anda tersebut adalah dosa besar?  Apa anda semua tidak takut kepada azab allah?,” jelas nina.

    Plok plok plok

    Suara tepukan tangan dari bos mereka terdengar.

    “apa lo mau ceramah disini hah?” Tanya sang bos sambil mengarahkan pisaunya kembali kea rah wajahnya nina.

    Gadis yang berada dalam pelukan nina pun menangis . melihat gadis tersebut begitu nina pun ingin menangis, tetapi ia tidak mau terlihat lemah di hadapan para preman tersebut.

‘Ya Allah Bantu Hamba’

     Tanpa diduga, pisau tersebut menusuk perut nina. Rasa perih mulai menjalar di perutnya.nina meringis kesakitan.

     Seketika badan nina , kehilangan tenaga. Gadis itu pun terlepas dari pelukannya. Badannya  meluruh, gentian si gadislah yang akhinya memeluk nina karena hamper terjatuh ke tanah.

    Pandangannya mulai menggelap, entah apa yang akan terjadi setelah itu dia tidak tahu.

    Sontak semua preman itu terdiam  melihat kelakuan sang bos yang menancapkan pisaunya ke perut nina.
    “Boss?”

CHAPTER II

12 komentar:

SISTEM SARAF PADA MANUSIA

  SISTEM SARAF MANUSIA 1.       SISTEM SARAF       Sistem saraf merupakan salah satu sistem koordinasi yang bertugas menyampaikan rangsa...